Nasdaq mengambil tindakan! Mengawasi ketat perusahaan publik yang "bermain kripto"

Menurut laporan dari The Information, bursa Nasdaq berencana untuk memperketat pengawasan terhadap perilaku perusahaan publik yang mengumpulkan dana untuk membeli aset kripto. Bursa tersebut mewajibkan perusahaan untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham, serta mengungkapkan secara rinci tujuan pembelian kripto, risiko, dan dampaknya terhadap bisnis utama. Jika tidak, perusahaan dapat menghadapi suspensi perdagangan bahkan penghapusan pencatatan.

Kebijakan ini dengan cepat memicu reaksi berantai, harga saham sejumlah perusahaan yang terkait dengan crypto langsung turun, dan pasar kripto pun melemah dalam jangka pendek.

Gelombang Penggalangan Dana di Balik Data: 154 Perusahaan dan “Dorongan Membeli Kripto” Senilai 98 Miliar Dolar

Langkah Nasdaq kali ini bukan tanpa alasan.

Berdasarkan laporan riset kuartal ketiga 2025 dari bank investasi ternama Architect Partners, sejak Januari 2025, lebih dari 154 perusahaan publik di Amerika Serikat telah mengajukan atau menyelesaikan rencana penggalangan dana dengan tujuan jelas untuk “membeli bitcoin atau aset kripto lainnya”, dengan total dana yang dikumpulkan mencapai 98 miliar dolar. Skala ini jauh melampaui total hanya 10 perusahaan dan 33,6 miliar dolar dalam beberapa tahun sebelumnya untuk penggalangan dana serupa.

Banyak perusahaan yang secara nominal mengusung “strategi blockchain” atau “diversifikasi aset keuangan”, namun sebenarnya berupaya menunggangi tren pasar kripto.

Cara yang paling umum adalah mencoba menjadi “proxy saham” untuk token populer tertentu—yaitu dengan membeli sejumlah besar aset kripto (seperti BTC, ETH, bahkan Meme coin) di pasar terbuka, sehingga saham perusahaan menjadi alat bagi investor pasar sekunder untuk secara tidak langsung bertaruh pada aset tersebut. Terutama di pasar bullish, strategi ini sangat mudah mendorong harga saham naik, menciptakan hype, bahkan membantu pemegang saham utama untuk menjual di harga tinggi.

Peningkatan pengawasan Nasdaq kali ini bertujuan untuk mengekang perilaku keuangan yang menyimpang dari bisnis utama dan bersifat spekulatif jangka pendek.

Reaksi Pasar yang Cepat: Siapa yang Turun? Siapa yang Salah Dimengerti?

Reaksi pasar langsung terasa.

Harga saham sejumlah perusahaan yang sangat terkait dengan aset kripto mengalami penurunan signifikan. Hingga artikel ini ditulis, MicroStrategy (MSTR) turun 2,7%, SharpLink Gaming (SBET) anjlok 8,3%, Bitmine Immersion Technologies (BMNR) turun 6%, Metaplanet (MTPLF) turun 6,7%, Mercury Fintech Holding (MFH) anjlok 19%, Kindly MD (NAKA) turun 5,2%.

Pada saat yang sama, harga aset kripto juga menghadapi tekanan jual: bitcoin dalam 24 jam terakhir turun 2,1% ke sekitar 109.300 dolar, ethereum turun 3,3% ke 4.300 dolar.

Fluktuasi ini tidak hanya merupakan reaksi alami pasar terhadap sentimen negatif jangka pendek, tetapi juga menandakan bahwa investor mulai mengevaluasi ulang nilai riil dan biaya kepatuhan dari “saham bertema crypto”.

Sejak masa jabatan Trump, Amerika Serikat bersikap “ramah” terhadap regulasi kripto, namun lembaga federal seperti SEC (Securities and Exchange Commission) dan CFTC (Commodity Futures Trading Commission) relatif lambat dalam penegakan hukum dan legislasi. Lingkungan yang longgar ini mendorong banyak perusahaan untuk berani mengalokasikan aset kripto, bahkan muncul sejumlah perusahaan yang narasinya berpusat pada “memegang aset kripto”.

Namun, setelah berulang kali terjadi kasus saham dipompa dengan narasi kripto lalu anjlok setelah eksekutif menjual saham, bursa sebagai regulator garis depan harus bertindak lebih dulu. Kebijakan Nasdaq kali ini dapat dianggap sebagai “regulasi pengganti”—menjaga ketertiban pasar dan perlindungan investor melalui aturan pencatatan sebelum legislasi federal benar-benar diterapkan secara sistematis.

Sebenarnya, ini bukan kali pertama Nasdaq menunjukkan sikap hati-hati di bidang crypto. Mulai dari menunda pencatatan perusahaan penambangan kripto, hingga mewajibkan pengungkapan informasi yang lebih ketat bagi perusahaan dengan porsi bisnis blockchain yang tinggi, kebijakan mereka selalu cenderung “mengutamakan mitigasi risiko daripada mendorong inovasi”.

Dua Sisi Mata Uang

Para kritikus berpendapat bahwa meskipun langkah Nasdaq masuk akal, ada risiko “penyekatan berlebihan”.

Beberapa perusahaan yang benar-benar mencoba mengintegrasikan teknologi blockchain ke dalam bisnis inti mereka—misalnya yang mendorong digitalisasi keuangan rantai pasok atau mencoba penerbitan aset tokenisasi—juga bisa terhambat oleh biaya kepatuhan baru. Proses persetujuan pemegang saham yang panjang dan pengungkapan informasi yang rumit dapat membuat perusahaan kehilangan peluang pasar.

Selain itu, pengawasan ketat dapat mendorong perusahaan inovatif beralih ke pasar privat, bursa internasional lain (seperti Kanada, Singapura, dll.), atau bahkan langsung menggalang dana melalui DAO atau struktur tokenisasi, sehingga melemahkan daya saing Nasdaq sendiri dan vitalitas inovasi pasar modal Amerika Serikat.

Bagi investor, penguatan regulasi Nasdaq adalah pedang bermata dua. Dari sisi positif, pengawasan yang lebih kuat dapat mengurangi manipulasi pasar seperti pump and dump, menekan spekulasi murni, membantu pasar mengurangi gelembung, dan melindungi investor ritel dari asimetri informasi.

Namun di sisi lain, di pasar bullish, mekanisme “penggalangan dana—pembelian kripto—kenaikan harga saham” pernah memberikan imbal hasil signifikan bagi sebagian investor. Dengan pengawasan yang lebih ketat, peluang berisiko tinggi dan berimbal hasil tinggi semacam ini mungkin akan berkurang. Investor mungkin harus beralih ke instrumen lain (seperti spot bitcoin ETF, futures ETF, produk trust, dll.) untuk mendapatkan eksposur ke aset kripto, atau menerima pasar dengan imbal hasil lebih stabil namun kurang eksplosif.

Keputusan Nasdaq kali ini sangat mungkin menjadi penentu arah bagi bursa utama global. Saat ini, New York Stock Exchange (NYSE), Chicago Board Options Exchange (CBOE), dan lainnya belum mengeluarkan kebijakan seketat ini, namun mereka semua memantau reaksi pasar dan regulator dengan seksama. Tidak menutup kemungkinan di masa depan akan terbentuk “standar pengungkapan informasi kepemilikan aset kripto perusahaan” yang berlaku di seluruh bursa Amerika Serikat bahkan dunia.

Pada saat yang sama, perusahaan juga menyesuaikan strategi. Banyak perusahaan mulai merestrukturisasi rencana penggalangan dana, mengemas “investasi aset kripto” sebagai proyek “manajemen aset digital” atau “pembangunan teknologi blockchain” untuk menghindari scrutiny langsung. Tim hukum sibuk menafsirkan aturan baru, dan biaya komunikasi dengan pemegang saham meningkat signifikan.

Apapun hasil akhirnya, Nasdaq tampaknya tengah berupaya menyeimbangkan dua peran: di satu sisi sebagai platform pendanaan bagi perusahaan inovatif, di sisi lain sebagai penjaga ketertiban pasar.

Mungkin, makna sejati dari eksperimen regulasi ini adalah: ini bukan lagi soal “perlu atau tidak perlu mengatur”, melainkan soal “bagaimana mengatur agar adil dan cerdas”. Dunia kripto dan keuangan tradisional telah menyatu secara tak terelakkan, namun jalur integrasinya pasti akan penuh dengan benturan dan kompromi serupa.