Cengkeraman Tether pada stablecoin turun di bawah 60% untuk pertama kalinya sejak 2023

Dominasi USDT mulai terkikis karena Circle dan pesaing stablecoin lainnya bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar.

Persaingan di antara penerbit stablecoin semakin meningkat. Pada hari Jumat, 29 Agustus, dominasi USDT turun menjadi 59,45%, menurut data dari DeFiLlama. Ini adalah pertama kalinya angka kunci tersebut turun ke level ini sejak Maret 2023, yang menunjukkan bahwa Tether mungkin mulai kehilangan cengkeramannya di pasar.

Stablecoin berdasarkan dominasi sejak 2018 | Sumber: DeFiLlama

Perlu dicatat, pada paruh pertama tahun 2024, dominasi USDT bertahan di sekitar 70%. Pada saat yang sama, pesaing utama Tether, USDC milik Circle, hanya menguasai 18% pasar, angka yang kini mendekati 30%. Di sisi lain, dominasi DAI turun selama periode tersebut, dari sekitar 3,5% menjadi level saat ini di 1,86%.

Salah satu pemain menonjol tahun ini adalah USDe milik Ethena. Diluncurkan pada Desember 2024, sudah mencapai dominasi 4,34% dan kapitalisasi pasar sebesar $12,275 miliar. Di sisi lain, USD1 milik Trump World Liberty Financial menguasai 0,88% pasar.

Tether menghadapi masalah regulasi di Eropa dan AS

Tether tidak hanya menghadapi persaingan yang meningkat. Dengan semakin banyak negara yang memberlakukan aturan lebih ketat terhadap stablecoin, USDT miliknya berada dalam posisi yang kurang menguntungkan. Sejauh ini, Tether menolak untuk mematuhi kerangka kerja stablecoin MiCA di Eropa, yang menyebabkan penghapusan USDT dari bursa utama.

Stablecoin teratas berdasarkan kapitalisasi pasar | Sumber: DeFiLlama

Tether mungkin segera menghadapi masalah serupa di Amerika Serikat, yang baru-baru ini mengesahkan GENIUS Act, yang mewajibkan transparansi lebih dari penerbit stablecoin. Meski terjadi pergeseran posisi pasar, para pemain utama, termasuk Tether, terus mengalami pertumbuhan. Baik USDT maupun USDC berada di level tertinggi sepanjang masa, masing-masing sebesar $168,43 miliar dan $70,378 miliar.