Kamu pikir stop loss bisa menyelamatkanmu? Taleb mengungkapkan kesalahan terbesar: semua risiko justru kamu masukkan ke dalam satu titik ledakan

Penulis teori Black Swan, Nassim Nicholas Taleb, pada 4 Desember membagikan makalah terbarunya "Trading With a Stop" melalui platform X, yang menarik perhatian besar di dunia keuangan. Ia mengemukakan sebuah argumen yang bertentangan dengan intuisi: "stop loss" bukanlah obat mujarab seperti yang diyakini para investor, bahkan bisa menciptakan risiko baru. Argumen ini tidak hanya menantang konsep investasi arus utama, tetapi juga membuat banyak pelaku pasar yang terbiasa menggunakan "stop loss" sebagai alat dasar manajemen risiko mulai meninjau kembali logika trading mereka.

Singkatnya, inti utama dari makalah ini hanya satu kalimat:

Stop loss bukanlah untuk menurunkan risiko, melainkan mengubah risiko dari bentuk yang tersebar dan alami menjadi satu "titik ledakan" yang terpusat dan rapuh.

Mengapa stop loss bukan "mekanisme perlindungan" seperti yang Anda kira?

Umumnya investor percaya: selama menetapkan stop loss, kerugian maksimal dapat dibatasi sehingga kerugian akhir tidak akan lepas kendali. Namun Taleb menunjukkan, ini adalah kesalahpahaman yang telah lama ada di dunia investasi. Tanpa stop loss, kerugian pada satu posisi bisa sangat bervariasi: rugi 5%, 10%, 20%, bahkan 80%, hasil-hasil ini akan tersebar secara alami dalam rentang probabilitas yang berbeda, seperti pantai yang halus.

Namun, ketika investor menetapkan stop loss, misalnya -5%, situasinya menjadi sangat berbeda. Hasil-hasil yang tadinya mungkin terjadi di -10%, -20%, bahkan -80% tidak benar-benar hilang, melainkan terkonsentrasi dan tertekan pada titik -5% tersebut.

Taleb menggunakan konsep fisika untuk menggambarkan fenomena ini: "Dirac Mass" — yaitu distribusi yang awalnya halus, tiba-tiba ditekan menjadi puncak yang sangat terpusat. Secara sederhana: stop loss membuat semua kemungkinan hasil buruk yang bisa Anda alami menumpuk di satu titik yang sama, menjadi area risiko yang rapuh, mencolok, dan dapat dilihat semua orang.

Jalur pasar diubah: stop loss bukan statis, ia justru mempengaruhi pasar

Taleb menunjukkan, begitu stop loss ditetapkan, jalur harga aset tidak lagi bersifat acak seperti sebelumnya, melainkan berubah menjadi gerakan "berinteraksi dengan dinding". Semakin dekat pasar ke titik stop loss Anda, perilaku investor semakin mungkin berubah, dan likuiditas pasar juga akan terkonsentrasi.

Pada saat yang sama, titik-titik stop loss ini tidak berdiri sendiri, melainkan bersama stop loss investor lain membentuk area likuiditas besar yang rapuh di pasar. Harga pasar secara alami akan tertarik ke sana, karena di sana menumpuk banyak order yang menunggu untuk dieksekusi.

Oleh karena itu, tindakan stop loss yang tampaknya "mengurangi risiko", sebenarnya juga menciptakan risiko diskontinuitas baru, bahkan bisa memperparah volatilitas, menyebabkan lonjakan harga tiba-tiba pada level tertentu.

Kesimpulan sejati Taleb: stop loss adalah pertukaran, bukan asuransi

Namun, makalah ini bukan menganjurkan investor untuk "tidak menggunakan stop loss". Taleb menekankan: stop loss bukanlah menurunkan risiko, melainkan mendistribusikan ulang risiko ke bentuk lain. Dengan stop loss, yang Anda dapatkan adalah:

• Kerugian kecil dengan probabilitas tinggi (kena stop loss)
• Menghindari kerugian besar yang ekstrem dengan probabilitas rendah (crash, gap)

Ini adalah sebuah pertukaran, bukan mekanisme perlindungan gratis.

Jadi, pertanyaan terpenting bagi investor adalah: demi kurva volatilitas yang tampak indah itu, berapa banyak risiko tersembunyi yang sebenarnya masih ada di tempat yang tidak terlihat?

Setelah makalah Taleb dirilis, diskusi pun dengan cepat muncul di platform X. Pengguna @b66ny dengan cara yang lugas dan hidup, membongkar kesalahpahaman terbesar publik tentang stop loss:

"Stop loss bukan jimat pelindung, itu hanya menaruh bom waktu pada harga yang Anda tetapkan."

Ia menunjukkan, stop loss menarik semua probabilitas kerugian yang tadinya tersebar "menumpuk di satu titik", sehingga level harga tersebut menjadi area pasar yang paling rapuh, paling mudah diserang, dan paling mudah menarik likuiditas.

Banyak investor mengira pasar "mengejar stop loss", padahal dalam arti tertentu itu karena semua orang menaruh stop loss di tempat yang sama, secara kolektif menciptakan lubang hitam likuiditas. Ia menyimpulkan:

"Stop loss bukanlah sihir penurun risiko, melainkan sebuah pilihan — memilih di mana Anda akan mati, dan apakah kematian itu layak."

Makalah Taleb juga mengingatkan investor: stop loss bukan tidak boleh digunakan, tetapi harus dipahami dengan benar. Dalam dunia manajemen risiko, tidak ada perlindungan tanpa biaya. Memahami apa yang benar-benar Anda tanggung adalah langkah pengamanan paling penting dalam investasi.