Menurut Galaxy Research, Bitcoin dan Ethereum menunjukkan ketahanan yang baik, dengan posisi mereka yang masih berada dalam jarak 30% dari harga tertingginya (ATH). Sebagian besar kerugian yang terjadi baru-baru ini disebabkan oleh peristiwa likuidasi besar-besaran, yang diperkirakan menyumbang lebih dari 50% dari total kerugian di market.
Menariknya, XRP berhasil mencuri perhatian dengan mencatatkan kenaikan luar biasa lebih dari 327% sejak awal tahun 2025, meskipun aset ini masih 40% di bawah harga tertingginya.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa, meskipun terjadi peningkatan minat institusional melalui produk seperti ETF dan adanya dukungan kebijakan pro-kripto, sebagian besar aset digital masih belum mampu memulihkan setengah dari nilai yang hilang sejak masa kejayaan mereka.
Baca Juga NFT Market Crash, Koleksi Ternama seperti BAYC dan CryptoPunks Ikut Terseret!
Taiki Maeda, pendiri HFA Research, memprediksi bahwa market kripto kemungkinan akan mengalami Pemulihan Berbentuk Huruf K (K-shaped recovery) menjelang akhir tahun 2025.
Prediksi ini menyiratkan bahwa hanya aset-aset besar seperti Bitcoin, serta proyek-proyek yang memiliki mekanisme buyback dan model pendapatan berulang (recurring revenue), yang akan mampu bertahan dan terus tumbuh.
Sebaliknya, bagian bawah kurva “K” akan diisi oleh sektor kripto yang dianggap “mati,” termasuk game berbasis blockchain, AI agents, memecoin dengan infrastruktur mahal, dan proyek-proyek yang menghadapi risiko dilusi pasokan karena jadwal pelepasan token (unlock schedule) yang besar.
Berdasarkan tesis ini, investor yang ingin lebih berhati-hati saat ini cenderung hanya akan memilih aset-aset utama seperti BTC, ETH, SOL, BNB, HYPE, PUMP, dan ASTER.
Penelitian CoinGecko mengungkap fakta mengejutkan bahwa lebih dari 50% dari seluruh aset kripto yang pernah diterbitkan telah gagal; dari sekitar 7 juta proyek yang tercatat sejak 2021, sekitar 3,7 juta di antaranya sudah berhenti beroperasi.
Tingkat kegagalan ini sangat tinggi, bahkan hanya dalam kuartal pertama tahun 2025, 1,8 juta token dinyatakan mati. Kegagalan ini sebagian besar dikaitkan dengan kemudahan pembuatan token baru melalui platform tertentu, yang mendorong banjirnya memecoin dan proyek rendah kualitas, sehingga memperburuk reputasi sektor altcoin.
Para analis berpendapat, hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa altseason besar tidak terjadi di siklus market saat ini. Seperti yang diungkapkan analis EliZ, market sudah berubah karena terlalu banyak token dan likuiditas yang terpecah, sehingga hampir mustahil terjadi altseason seperti masa lalu.
Di tengah kondisi market ini, pengusaha teknologi dan investor, Peter Thiel, menyatakan ia mulai bersikap lebih hati-hati terhadap kinerja Bitcoin yang cenderung stagnan dan volatil.
Thiel berpendapat bahwa Bitcoin kini telah dikooptasi oleh institusi besar seperti BlackRock dan pemerintah, sehingga tidak lagi didorong oleh kekuatan investor ritel seperti di awal kemunculannya.
Ia menyatakan bahwa meskipun masih menyimpan sebagian Bitcoin, ia tidak yakin harganya akan naik signifikan dari sini karena sudah ada ETF dan tidak jelas siapa lagi yang akan membeli dalam waktu dekat, sembari memperingatkan bahwa perjalanan Bitcoin ke depan akan penuh volatilitas dan ketidakpastian.
