Penulis: Zhao Ying
Sumber: Wallstreet Insights
OpenAI dan Microsoft melakukan "perpisahan baik-baik", menyelesaikan restrukturisasi perusahaan selama satu tahun, dan secara resmi bertransformasi menjadi Public Benefit Company (PBC), membuka jalan bagi IPO di masa depan.
Microsoft, sebagai pemegang saham terbesar OpenAI, memegang 27% saham setelah restrukturisasi, dengan valuasi 135 miliar dolar AS, berdasarkan valuasi terbaru OpenAI sebesar 500 miliar dolar AS. Kedua belah pihak menandatangani perjanjian pada hari Selasa, Microsoft akan mempertahankan hak penggunaan kekayaan intelektual atas model dan produk OpenAI hingga tahun 2032, namun kedua perusahaan mendapatkan kebebasan kerja sama yang lebih besar dan dapat bekerja sama dengan pesaing masing-masing.
Pada rapat seluruh karyawan hari Selasa, CEO OpenAI Sam Altman menyatakan bahwa IPO mungkin dilakukan di masa depan, namun menolak mengungkapkan jadwal spesifik. Dalam siaran langsung publik, ia menyebutkan, "mengingat kebutuhan modal kami", IPO adalah salah satu opsi yang mungkin. OpenAI diperkirakan akan menghabiskan 115 miliar dolar AS pada tahun 2029, sementara pendapatan tahun ini diperkirakan hanya 13 miliar dolar AS, sehingga terdapat kekurangan dana yang besar.
Restrukturisasi kali ini mengurangi kepemilikan saham investor awal, karena OpenAI Foundation yang bersifat nirlaba memperoleh 26% saham, senilai 130 miliar dolar AS. Namun bagi investor, ini membuka pintu bagi exit likuiditas di masa depan, dewan direksi SoftBank Group telah menyetujui rencana investasi sebesar 22,5 miliar dolar AS, dengan syarat restrukturisasi selesai.
Jalur IPO Semakin Jelas, Kebutuhan Modal Mendesak
Altman mengungkapkan dalam siaran langsung bahwa OpenAI telah menimbulkan "kewajiban keuangan" sebesar 1,4 triliun dolar AS karena berkomitmen untuk menggunakan atau mengembangkan kapasitas pusat data sebesar 30 gigawatt. Namun pendapatan perusahaan tahun ini diperkirakan hanya 13 miliar dolar AS, terdapat kesenjangan besar dengan pengeluaran yang diperkirakan mencapai 115 miliar dolar AS pada tahun 2029 serta biaya server.
IPO akan memberikan tambahan dana penting bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan sengit dari Google dan xAI. Restrukturisasi kali ini mengubah investasi investor awal menjadi saham biasa dan menghapus batas atas pengembalian keuangan pemegang saham, sehingga menghilangkan hambatan institusional bagi IPO potensial dan sangat meningkatkan daya tarik bagi investor pasar publik.
Meskipun IPO akan semakin mengurangi hak kepemilikan pemegang saham yang ada, namun sangat penting bagi kelangsungan operasional perusahaan. Restrukturisasi kali ini telah mendapatkan persetujuan dari Jaksa Agung Delaware dan California, kedua jaksa pada hari Selasa menyatakan tidak akan mengajukan keberatan terhadap restrukturisasi, dengan alasan OpenAI telah berkomitmen pada misi awal organisasi nirlaba untuk memberikan manfaat bagi umat manusia.
Sebagai salah satu komitmen kepada Jaksa Agung, OpenAI setuju untuk menjaga agar Komite Keamanan dan Keselamatannya tetap independen dari dewan direksi perusahaan. Komite ini dipimpin oleh Ketua Departemen Pembelajaran Mesin Carnegie Mellon University, Zico Kolter, dan memiliki wewenang untuk mencegah peluncuran AI yang berbahaya. Anggaran dasar perusahaan baru yang ditandatangani Altman pada hari Selasa mencakup klausul yang mengatur bahwa dewan direksi perusahaan hanya boleh mempertimbangkan misi kepentingan manusia saat menangani masalah keamanan dan keselamatan, bukan kepentingan pemegang saham.
Inti Restrukturisasi: Transformasi Menjadi PBC, Penghapusan Batas Pengembalian
OpenAI bertransformasi dari organisasi nirlaba menjadi Public Benefit Company, yaitu bentuk perusahaan khusus di bawah hukum Amerika Serikat yang dalam proses pengambilan keputusan mengejar kepentingan publik dan tujuan profit secara bersamaan. Perubahan paling penting dari restrukturisasi kali ini adalah mengubah investasi masing-masing investor menjadi saham biasa dan menghapus batas atas pengembalian keuangan potensial sebelumnya.
Saat ini, OpenAI Foundation memegang 26% saham perusahaan pasca restrukturisasi, dan melalui hak untuk mengangkat dan memberhentikan direktur, tetap mengendalikan dewan direksi perusahaan yang berorientasi profit. Yayasan menyatakan akan menggunakan dana awal sebesar 25 miliar dolar AS untuk mendukung penelitian kesehatan serta mengatasi risiko sosial yang ditimbulkan oleh AI, seperti epidemi yang dikembangkan AI dan hilangnya pekerjaan.
Jika dalam 15 tahun ke depan valuasi OpenAI melebihi 5 triliun dolar AS—setidaknya 10 kali lipat dari valuasi saat ini, yayasan juga akan memperoleh waran untuk mendapatkan saham tambahan. Menurut orang yang terlibat dalam diskusi restrukturisasi, pada valuasi 5 triliun dolar AS, yayasan mungkin memperoleh saham senilai ratusan miliar dolar AS. Saat ini belum ada perusahaan di dunia dengan kapitalisasi pasar 5 triliun dolar AS, meskipun Nvidia sudah mendekati level tersebut.
Pernikahan Abad Ini Berakhir: "Perpisahan Baik-baik" dengan Microsoft
Hubungan antara Microsoft dan OpenAI mengalami perubahan besar dalam restrukturisasi kali ini. Sebelumnya, Microsoft telah menginvestasikan sekitar 13 miliar dolar AS ke OpenAI dan dalam struktur lama memiliki hak prioritas atas pembagian keuntungan, namun keunggulan ini tidak lagi ada dalam perjanjian baru.
Berdasarkan perjanjian baru, hubungan kedua belah pihak menjadi lebih fleksibel:
-
Kekayaan Intelektual dan Kerja Sama: Microsoft akan mempertahankan hak penggunaan kekayaan intelektual OpenAI secara permanen, hak ini berlaku untuk semua produk yang dikembangkan OpenAI sebelum tahun 2032, serta kekayaan intelektual non-publik yang dikembangkan secara internal sebelum tahun 2030. Bahkan jika OpenAI di masa depan mengumumkan telah mewujudkan Artificial General Intelligence (AGI), Microsoft tetap dapat menggunakan modelnya, namun harus mematuhi batasan keamanan yang relevan.
-
Kerja Sama Terbuka: OpenAI memperoleh kebebasan untuk bekerja sama dengan penyedia layanan cloud lain di luar Microsoft (seperti Oracle) tanpa perlu meminta izin Microsoft. Sebagai imbalan, Microsoft juga dapat bekerja lebih erat dengan pesaing OpenAI. CEO Microsoft Satya Nadella dalam wawancara menyatakan dengan jelas bahwa ia senang melihat model AI Anthropic bahkan Google hadir di platform cloud Azure. Menurut sumber, insinyur Microsoft telah mendorong integrasi langsung model Claude milik Anthropic ke dalam perangkat lunak Office.
-
Pengecualian Perangkat Keras: Perjanjian kedua belah pihak secara tegas mengecualikan bidang perangkat keras konsumen. Ini berarti OpenAI tidak perlu berbagi detail dengan Microsoft saat mengembangkan perangkat elektronik konsumen berbasis AI, sehingga tetap memiliki ruang untuk mengeksplorasi bisnis baru secara independen.
Selain itu, OpenAI berkomitmen untuk membayar biaya sewa sebesar 250 miliar dolar AS kepada layanan cloud Microsoft Azure dalam beberapa waktu mendatang, yang memastikan pendapatan stabil jangka panjang bagi Microsoft.
Investor dan Karyawan Mendapat "Jaminan"
Restrukturisasi kali ini membuat investor serta karyawan saat ini dan sebelumnya merasa lega, karena membuka jalan bagi IPO. Dewan direksi SoftBank Group telah menyetujui investasi sebesar 22,5 miliar dolar AS, dengan syarat restrukturisasi selesai. Dana SoftBank merupakan bagian dari putaran pendanaan sebesar 41 miliar dolar AS, yang membuat investor termasuk Dragoneer Investment Group dan Thrive Capital secara kolektif memegang 15% saham perusahaan, yang saat ini bernilai 75 miliar dolar AS.
Thrive Capital, yang berinvestasi 6,6 miliar dolar AS ke OpenAI pada musim gugur lalu, memegang 4% saham, bernilai 20 miliar dolar AS. Karyawan saat ini dan sebelumnya serta investor yang membeli saham dari mereka secara kolektif memegang sekitar 26% saham. Dalam beberapa tahun terakhir, karyawan telah menjual sekitar 10 miliar dolar AS saham kepada investor lain, mencerminkan permintaan pasar yang kuat terhadap saham tersebut seiring melonjaknya valuasi perusahaan.
Manajer portofolio Janus Henderson, Jonathan Cofsky, yang mengelola dua dana dengan kepemilikan saham Microsoft lebih dari 800 juta dolar AS, mengatakan: "Pengumuman ini menghilangkan banyak ketidakpastian bagi Microsoft dan pemegang sahamnya." Ia percaya bahwa hak eksklusif Microsoft untuk menjual kembali model OpenAI di cloud lebih penting daripada memiliki hak tata kelola atas perusahaan rintisan ini. "Membawa pelanggan ke Azure karena hubungan dengan OpenAI akan terus menguntungkan Microsoft bahkan setelah tahun 2032."
