Setelah bertahun-tahun menjaga jarak dari regulator Amerika, Tether kini bersiap untuk kembali memasuki pasar AS dengan strategi baru yang ambisius.
Penerbit stablecoin terbesar di dunia ini meluncurkan token yang didukung dolar, yang dinamakan USAT, bersamaan dengan integrasi dompet kripto dengan penantang platform streaming video, Rumble.
Langkah ini menandai perubahan tajam dari penarikan Tether sebelumnya. Perusahaan ini meninggalkan AS setelah membayar denda sebesar $41 juta terkait pertanyaan tentang cadangannya. Kini, di bawah bimbingan mantan penasihat kripto Gedung Putih, Bo Hines, Tether memposisikan diri untuk memanfaatkan kejelasan regulasi baru yang diperkenalkan di bawah Genius Act pemerintahan Trump. Legislasi ini memberikan lampu hijau bagi perusahaan swasta untuk menerbitkan stablecoin yang didukung dolar.
Taruhan pada Audiens Rumble
Pusat dari peluncuran ini adalah Rumble, platform video yang sering disebut sebagai alternatif YouTube. Tether memiliki hampir setengah dari perusahaan tersebut setelah investasi sebesar $775 juta tahun lalu, dan CEO Paolo Ardoino melihat 51 juta pengguna aktif bulanan sebagai lahan subur untuk adopsi. Rumble Wallet baru akan memberikan akses kepada para pengguna tidak hanya ke USAT tetapi juga stablecoin dan aset tokenisasi lainnya.
Bagi Ardoino, kemitraan ini lebih dari sekadar pembayaran. Ia menggambarkan Rumble sebagai “pusat” untuk memperluas lini produk Tether yang lebih luas, termasuk token yang didukung emas. CEO Rumble, Chris Pavlovski, juga menyuarakan hal yang sama, menyebut dompet ini sebagai perpaduan antara kebebasan finansial dan digital – sesuai dengan etos platform tentang kebebasan berekspresi.
Perang Stablecoin Memanas
Pasar stablecoin AS saat ini didominasi oleh USDC milik Circle, dan kembalinya Tether meningkatkan persaingan. Sementara USDC menikmati kenyamanan regulasi dan adopsi institusional, Tether masih memegang pangsa pasar global terbesar. Peluncuran USAT adalah tantangan langsung yang dirancang untuk merebut kembali posisi di pasar yang pernah ditinggalkannya.
Didukung oleh Laba Rekor
Waktu Tether didukung oleh kekuatan finansialnya. Perusahaan ini memperoleh hampir $5 miliar laba pada Q2 2024 dari investasi di US Treasuries dan cadangan serupa, dan telah menggunakan keuntungan tersebut untuk berekspansi ke berbagai industri mulai dari AI hingga energi. Kekuatan yang sama kini mendorong kembalinya mereka ke Amerika.
Dengan mengaitkan babak berikutnya dengan platform Rumble yang terus berkembang, Tether bertaruh bahwa stablecoin dapat menyebar melalui aplikasi mainstream, bukan hanya bursa kripto. Jika strategi ini berhasil, USAT bisa menjadi landasan dorongan yang lebih luas untuk menantang USDC di kandangnya sendiri.
