Seberapa Realistis Rencana Integrasi Pembayaran XRP oleh Air China?

Mitra loyalitas Air China, Wetour, telah mengumumkan rencana untuk mengintegrasikan pembayaran XRP. Namun, larangan ketat terhadap kripto di Tiongkok berarti layanan ini kemungkinan hanya akan beroperasi di luar daratan utama.

Program PhoenixMiles maskapai ini akan memperluas opsi pembayaran melalui kemitraan baru dengan Webus International yang terdaftar di Nasdaq. Program ini melayani lebih dari 60 juta anggota.

Ambisi XRP dari Air China dan Wetour

Dalam siaran pers terbaru, platform Wetour milik perusahaan perjalanan tersebut mengatakan akan mendukung pembayaran XRP untuk layanan luar negeri. Ini akan mencakup antar-jemput bandara dan pemesanan sopir pribadi.

Rencana ini menandai salah satu referensi paling menonjol sejauh ini tentang perusahaan milik negara Tiongkok yang bereksperimen dengan pembayaran yang terhubung dengan cryptocurrency. 

Beberapa orang akan meremehkan fakta bahwa pengumuman bahwa penyedia layanan sopir Webus telah menandatangani kemitraan strategis dengan Air China yang memiliki 60 juta anggota merujuk pada dukungan pembayaran XRP tetapi tidak secara spesifik dan eksplisit menyatakan XRP akan digunakan. Bagi saya…

— bill morgan (@Belisarius2020) September 4, 2025

Namun, larangan total Beijing terhadap perdagangan dan pembayaran kripto membuat Air China tidak mungkin meluncurkan XRP di dalam negeri.

Perlu dicatat, Air China mayoritas dimiliki oleh China National Aviation Holding. Ini adalah perusahaan milik negara di bawah pengawasan pemerintah pusat. 

Oleh karena itu, maskapai ini secara hukum tidak dapat menerima aset digital seperti XRP untuk penerbangan domestik, tiket, atau transaksi loyalitas.

Namun, pengumuman kemitraan tersebut dirumuskan dengan sangat hati-hati. Disebutkan bahwa integrasi XRP berlaku untuk “platform luar negeri” Wetour. 

Hal ini membuka peluang bagi anggota PhoenixMiles di luar negeri untuk membayar dengan XRP di negara-negara yang regulasinya mengizinkan, sambil menjaga operasi domestik tetap mematuhi hukum Tiongkok.

Konteks Global

Maskapai internasional lain, termasuk Emirates dan Qatar Airways, telah bereksperimen dengan pembayaran berbasis kripto dan token loyalitas dalam beberapa tahun terakhir. 

Langkah Air China sejalan dengan tren yang lebih luas di mana maskapai mengeksplorasi blockchain untuk mempercepat waktu penyelesaian, mengurangi biaya, dan melakukan tokenisasi hadiah.

Namun, Tiongkok tetap menjadi pengecualian yang menonjol. Pemerintah terus mempromosikan yuan digital, atau e-CNY. 

Oleh karena itu, adopsi layanan yang terhubung dengan XRP oleh Air China akan tetap terbatas pada hub internasional dan mitra di luar yurisdiksi Beijing.

Sementara anggota PhoenixMiles mungkin segera dapat membayar layanan dengan XRP di luar negeri, program ini tidak mungkin memperluas opsi tersebut untuk penerbangan atau layanan di dalam perbatasan Tiongkok.

Perkembangan ini menyoroti persimpangan kompleks antara kepemilikan negara, persaingan internasional, dan adopsi blockchain. Ini menunjukkan bagaimana perusahaan Tiongkok dapat dengan hati-hati menguji aset digital di luar negeri, bahkan ketika kripto tetap dilarang di dalam negeri.