3 Alasan Utama untuk Membeli Crypto Sebelum 2026

Sangat mungkin, puncak dari siklus cryptocurrency — yang dimulai pada November 2022 dengan pemulihan pasca-kejatuhan FTX — sudah dekat. Pada saat yang sama, beberapa minggu mendatang mungkin akan membawa peluang untuk membeli aset cryptocurrency, atau setidaknya Bitcoin (BTC) dan altcoin utama.

Puncak pasca-halving mungkin sudah dekat — berikutnya diperkirakan pada akhir 2029

Kuartal keempat pada tahun pasca-halving biasanya dianggap sebagai puncak performa Bitcoin (BTC). Bitcoin (BTC) mencatatkan harga tertingginya pada tahun 2017 di bulan Desember — setahun setelah halving 2016. Situasi ini terulang kembali pada November 2021, ketika Bitcoin (BTC) mencapai puncaknya di $69,000 pada tahun setelah peristiwa halving 2020.

Halving Bitcoin (BTC) terakhir terjadi pada April 2024. Dengan demikian, kuartal keempat tahun 2025 kemungkinan besar akan menandai puncak reli Bitcoin (BTC) ini. Meskipun ada risiko besar "membeli di puncak", volatilitas pada fase puncak dari tren bullish dapat membuka ruang untuk lebih banyak peluang pendapatan.

Selain itu, seiring dengan semakin matangnya segmen ini dan kapitalisasi bersihnya yang melonjak, siklusnya menjadi semakin panjang. Jika kita berasumsi bahwa puncaknya terjadi pada kuartal pertama 2026, mungkin layak untuk membeli Bitcoin atau Ethereum pada September-Desember 2025. Jika tidak, siklus berikutnya pasti akan dimulai dari penurunan harga crypto. Sementara suku bunga yang menurun membuka peluang pembelian yang lebih menguntungkan, mereka yang membeli Bitcoin atau Ethereum pada 2026 akan dipaksa untuk menahan hingga setidaknya akhir 2029.

Tentu saja, semua implikasi ini hanya berlaku bagi pemegang jangka panjang. Peluang untuk perdagangan futures akan tersedia di setiap periode siklus yang ada dan yang akan datang.

Lembaga keuangan mulai masuk ke Ethereum (ETH): Penemuan harga di depan mata

Yang istimewa dari reli bullish cryptocurrency saat ini adalah bahwa reli ini benar-benar didorong oleh institusi yang tertarik mendapatkan eksposur terhadap volatilitas harga crypto. Tidak seperti sebelumnya, pembeli institusional — family office, dana pensiun, konglomerat investasi, bank dan TradFi VC — tidak perlu lagi mencari cara eksotis untuk mendapatkan keuntungan dari crypto.

Pada siklus sebelumnya, mereka terpaksa membeli saham perusahaan penambangan atau mencari instrumen luar negeri serta kesepakatan pembelian OTC. Pada 2024, ETF spot cryptocurrency di AS telah hadir. Pada Januari 2024, 11 Bitcoin ETF mulai diperdagangkan di AS, sementara pada Juli, mereka disertai oleh Spot Ethereum ETF. Dengan instrumen ini, investor skala besar kini memiliki metode yang andal dan aman untuk mendapatkan keuntungan dari perdagangan crypto tanpa harus memegang private key secara fisik.

Hal ini menghasilkan arus likuiditas besar ke produk-produk tersebut. Volume kumulatif Spot Bitcoin ETF dan Spot Ethereum ETF hingga saat ini menargetkan $200 miliar. Meskipun ini jelas merupakan tonggak penting bagi ekonomi Web3 dan segmen aset digital secara keseluruhan, bagi trader biasa hal ini bisa menyebabkan harga yang terlalu tinggi.

Jika arus masuk institusional semakin cepat, dengan Spot ETF dan perusahaan Digital Assets Treasury seperti Sharplink atau ETHZilla yang menyedot lebih banyak likuiditas, Ethereum (ETH) dan Bitcoin (BTC) bisa melonjak terlalu tinggi bagi pengguna biasa. Sederhananya, Anda mungkin tertarik untuk membeli selagi Anda masih bisa membeli.

Anggaran keamanan Bitcoin (BTC) dalam tekanan; ini mungkin siklus besar terakhir

Selain itu, siklus ini mungkin benar-benar menjadi yang terakhir di mana kita melihat status quo, dengan Bitcoin (BTC) mendominasi di sana-sini. Hingga saat ini, tingkat dominasi Bitcoin (BTC) mencapai 60%, bahkan dalam konteks penurunan yang tercatat pada kuartal ketiga 2025.

Namun, dengan munculnya komputer kuantum, batas pasokan Bitcoin (BTC) sebanyak 21 juta — salah satu narasi investasi jangka panjang terbesarnya — bisa saja hancur. Semakin banyak peneliti yang memperingatkan bahwa jika mekanisme penambangan Bitcoin (BTC) diubah oleh komputer kuantum, aset ini tidak akan lagi dapat diverifikasi kelangkaannya. Oleh karena itu, daya tariknya bagi investor akan memudar.

Selain itu, Bitcoin (BTC) menghadapi masalah besar terkait yang disebut anggaran keamanan, yaitu imbalan bagi para penambang yang berpartisipasi dalam ekonomi Bitcoin (BTC). Seperti yang telah dibahas oleh U.Today sebelumnya, beberapa analis yakin bahwa Bitcoin (BTC) tidak akan lagi aman pada tahun 2030.

Mengingat fakta-fakta ini, ada setidaknya tiga alasan jelas untuk mempertimbangkan membeli crypto pada 2025.