Nvidia ( NVDA 0.57%) sahamnya telah melonjak sebesar 1.100% sejak awal 2023, yaitu saat ledakan artificial intelligence (AI) mulai mendapatkan momentum. Dengan kapitalisasi pasar sebesar $4,2 triliun, kini Nvidia menjadi perusahaan terbesar di dunia, dan masih ada banyak potensi pertumbuhan yang tersisa.
Nvidia baru-baru ini merilis hasil operasional untuk kuartal kedua fiskal 2026 (yang berakhir pada 27 Juli), dan bisnis pusat datanya terus tumbuh pesat berkat penjualan chip AI terdepan di industrinya yang melonjak. Namun, menurut komentar CEO Jensen Huang, perusahaan ini masih berada di tahap awal dari gelombang permintaan multi-tahun yang nilainya bisa mencapai triliunan dolar. Baca selengkapnya.
Sumber gambar: Nvidia.
Chip andalan Nvidia Blackwell Ultra kini mulai dikirimkan
Unit pemrosesan grafis (GPU) H100 milik Nvidia adalah chip pusat data terbaik di pasar untuk pelatihan dan inferensi AI selama 2023 dan sebagian besar 2024. Namun, model penalaran AI terbaru membutuhkan kapasitas komputasi yang jauh lebih besar karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk "berpikir" sebelum menghasilkan output, sehingga arsitektur GPU Hopper milik Nvidia (yang menjadi dasar H100) hampir tidak mencukupi.
Jensen Huang mengatakan model penalaran -- yang mencakup GPT-5 terbaru dari OpenAI dan Claude 4 dari Anthropic -- mengonsumsi hingga seribu kali lebih banyak token (kata, frasa, dan simbol) dibandingkan model large language model (LLM) satu kali tradisional. Untuk memberikan daya komputasi yang diperlukan, Nvidia merancang dua arsitektur GPU baru yang disebut Blackwell dan Blackwell Ultra.
Chip Blackwell Ultra GB300 terbaru memberikan performa hingga 50 kali lipat lebih tinggi dibandingkan H100 lama dalam konfigurasi tertentu, sehingga ini merupakan lompatan besar ke depan. Nvidia mulai mengirimkan jumlah komersial kepada pelanggan selama kuartal kedua, dengan raksasa industri seperti OpenAI, Amazon ( AMZN 4.22%) Web Services, Microsoft ( MSFT 0.45%) Azure, dan Google Cloud milik Alphabet ( GOOG 0.67%) ( GOOGL 0.68%) menjadi pengguna awalnya.
Pendapatan Nvidia pada kuartal kedua mencapai $46,7 miliar, naik 56% dari periode yang sama tahun lalu. Segmen pusat data menyumbang 88% dari pendapatan tersebut berkat permintaan GPU AI yang terus berlanjut, dan GB300 kemungkinan akan mendorong pertumbuhan lebih lanjut di sisa tahun fiskal ini.
Ini baru permulaan, menurut Jensen Huang
Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa pelanggan terbesar Nvidia telah mengeluarkan proyeksi belanja modal (capex) baru yang menunjukkan berapa banyak dana yang akan mereka alokasikan untuk pusat data AI dan chip dalam jangka pendek:
- Alphabet baru-baru ini meningkatkan proyeksi capex untuk tahun kalender 2025 dari $75 miliar menjadi $85 miliar.
- Meta Platforms ( META 1.52%) baru-baru ini menaikkan batas bawah panduan capex 2025 dari $64 miliar menjadi $66 miliar, namun perusahaan menyatakan bisa saja menghabiskan hingga $72 miliar.
- Capex Amazon pada 2025 bisa melampaui $118 miliar berdasarkan panduan terbaru perusahaan, yang akan menjadi rekor baru.
- Capex Microsoft mencapai $88 miliar selama tahun fiskal 2025 (yang berakhir pada 30 Juni), dan perusahaan berencana untuk membelanjakan lebih banyak lagi di tahun fiskal 2026.
Itu berarti lebih dari $350 miliar pengeluaran tahunan gabungan hanya dari empat perusahaan. Tentu saja, tidak semua dana itu akan mengalir ke Nvidia, namun perusahaan ini akan mendapatkan porsi besar dari belanja chip karena merupakan pemimpin pasar.
Namun, ini mungkin baru permulaan. Dalam panggilan konferensi Q2 Nvidia dengan investor, Jensen Huang mengatakan ia memperkirakan operator pusat data akan membelanjakan hingga $4 triliun untuk infrastruktur AI antara sekarang hingga 2030, menciptakan peluang luar biasa bagi perusahaannya.
Saham Nvidia mungkin sedang murah saat ini
Walaupun raksasa semikonduktor seperti Advanced Micro Devices dan Broadcom kini membuat chip pusat data AI pesaing, perangkat keras Nvidia tetap unggul jauh di depan. Oleh karena itu, sahamnya masih menjadi salah satu peluang terbaik bagi investor yang ingin mendapatkan keuntungan dari triliunan dolar belanja infrastruktur yang sedang dalam pipeline.
Saham Nvidia diperdagangkan pada rasio price-to-earnings (P/E) sebesar 49,6 saat artikel ini ditulis, yang merupakan diskon dibandingkan rata-rata 10 tahun sebesar 60,6. Namun, estimasi konsensus Wall Street (dari Yahoo! Finance) menunjukkan perusahaan dapat menghasilkan total laba $4,48 per saham selama tahun fiskal 2026, menempatkan sahamnya pada rasio P/E forward hanya 38,7.
Itu berarti saham Nvidia harus melonjak 56% dalam enam bulan ke depan hanya untuk diperdagangkan sejalan dengan rata-rata P/E 10 tahunnya sebesar 60,6.
Data Rasio PE NVDA oleh YCharts
Tapi ini bisa menjadi lebih baik, karena Nvidia berencana meluncurkan arsitektur GPU baru bernama Rubin tahun depan, yang dapat memberikan performa 3,3 kali lipat lebih tinggi dari Blackwell Ultra. Menurut estimasi awal Wall Street, Rubin dapat membantu laba perusahaan melonjak lagi sebesar 41% menjadi $6,32 per saham pada tahun fiskal 2027 (yang dimulai Februari 2026), membuka potensi kenaikan lebih lanjut untuk saham Nvidia.
Akibatnya, investor memiliki banyak hal yang bisa diantisipasi, terutama jika belanja infrastruktur AI mencapai $4 triliun dalam lima tahun ke depan seperti yang diprediksi Huang.
