Laporan Pasar Kripto Agustus: The Fed Mengisyaratkan Dimulainya Kembali Penurunan Suku Bunga pada September, Rotasi Pasar Kripto Menyembunyikan Peluang Penataan Portofolio

Sinyal penurunan suku bunga yang baru-baru ini dilepaskan oleh Federal Reserve semakin memanaskan ekspektasi pasar terhadap pelonggaran likuiditas, mendorong sebagian dana masuk ke pasar kripto lebih awal. Sebagai kelas aset baru, narasi lindung nilai terhadap risiko tradisional dan penyimpanan nilai masih terus menarik minat institusi.

Di tengah pemulihan ekonomi global yang bercampur dengan ketidakpastian, setiap langkah kebijakan moneter Federal Reserve selalu menjadi pusat perhatian para investor.

Pada akhir Agustus, Ketua Federal Reserve Powell memberikan sinyal jelas tentang perubahan arah kebijakan moneter kepada pasar. Ia tidak lagi bersikap hawkish seperti pada bulan Juli yang menempatkan "risiko inflasi lebih tinggi daripada risiko ketenagakerjaan", melainkan memperingatkan risiko penurunan lapangan kerja yang dapat menyebabkan "peningkatan PHK secara signifikan dan kenaikan tingkat pengangguran". Pernyataan ini membuat ekspektasi pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September melonjak dari 75% menjadi lebih dari 90%, menandakan bahwa kebijakan Federal Reserve kini lebih condong pada penciptaan lapangan kerja.

Pergeseran Powell ini bukan tanpa alasan, melainkan didorong oleh kenyataan bahwa momentum ekonomi Amerika Serikat melambat secara signifikan. Pada paruh pertama tahun 2025, tingkat pertumbuhan tahunan PDB AS rata-rata hanya 1,2%, jauh di bawah 2,5% pada periode yang sama tahun 2024. Lebih penting lagi, meskipun tingkat pengangguran secara permukaan tetap stabil di 4,2%, pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda kelemahan: penambahan lapangan kerja non-pertanian pada Juli hanya 73.000, jauh di bawah ekspektasi 104.000, merupakan kenaikan terkecil sejak Oktober tahun lalu, dan jumlah lapangan kerja non-pertanian pada Mei dan Juni direvisi turun sebanyak 258.000. Ini menunjukkan bahwa kekuatan ekspansi ekonomi sudah jauh berkurang.

Namun, jalan menuju penurunan suku bunga tidaklah mulus, inflasi tetap menjadi variabel yang tidak bisa diabaikan oleh Federal Reserve. Meskipun Powell menilai bahwa dampak tarif terhadap harga kemungkinan besar hanya "kejutan satu kali" dan bukan inflasi yang berkelanjutan, dan ekspektasi inflasi jangka menengah hingga panjang pada Agustus turun menjadi 3,5% (lebih rendah dari ekspektasi 3,9%), data CPI Agustus (belum diumumkan saat berita ini ditulis) akan menjadi faktor penentu apakah suku bunga akan diturunkan pada September. Jika data inflasi Agustus naik jauh di atas ekspektasi (misalnya pertumbuhan bulanan CPI melebihi 0,5%), Federal Reserve masih mungkin harus mengevaluasi kembali keputusannya.

Selain itu, ekonomi AS masih berada di bawah bayang-bayang "stagflasi semu". Di satu sisi, pertumbuhan ekonomi melambat; di sisi lain, di bawah pengaruh tarif dan kebijakan imigrasi yang diperketat, tekanan inflasi belum sepenuhnya hilang. Situasi kompleks "pertumbuhan melambat dan tekanan harga tetap ada" ini membuat Powell kurang percaya diri dalam pergeseran dovish kali ini, dan kata-katanya pun lebih berhati-hati.

Jalur kebijakan Federal Reserve ke depan akan sangat bergantung pada data, terutama ketika dua tujuan utama—inflasi dan ketenagakerjaan—berkonflik. Jika risiko inflasi kemudian melebihi risiko ketenagakerjaan, Powell juga mungkin menghentikan penurunan suku bunga. Oleh karena itu, meskipun kita menikmati kenaikan harga aset jangka pendek akibat ekspektasi penurunan suku bunga, kita tetap harus waspada terhadap kompleksitas fundamental ekonomi dan ketidakpastian kebijakan moneter.

Sejak awal tahun ini, pasar saham AS menunjukkan performa kuat didorong oleh revolusi AI dan ekspektasi perubahan kebijakan. Pada paruh pertama tahun ini, pasar saham AS beberapa kali mencetak rekor tertinggi, dipimpin oleh saham teknologi dan saham pertumbuhan. Hingga akhir Agustus, indeks S&P 500 telah naik hampir 10% sepanjang tahun dan beberapa kali mencetak rekor baru, bahkan sempat menembus level 6500 poin.

Dari data laporan keuangan, laba perusahaan adalah faktor kunci yang menopang kapitalisasi pasar. Laporan keuangan Q2 2025 pasar saham AS menunjukkan performa luar biasa, khususnya perusahaan terkait AI yang menonjol, menjadi pendorong utama kenaikan pasar saham AS kali ini. Nvidia (NVDA) sebagai barometer bidang AI, dalam laporan keuangan kuartal kedua menunjukkan pendapatan tumbuh 56% secara tahunan. Meskipun pendapatan pusat data sedikit di bawah ekspektasi, kinerja keseluruhan membuktikan tren AI masih berlanjut, menambah kepercayaan pasar. Saham chip lainnya juga tampil baik, Broadcom (AVGO) dan Micron Technology (MU) naik 3%. Saham AI Snowflake (SNOW) melonjak sekitar 21% karena laporan keuangan yang melampaui ekspektasi.

Analisis HSBC menunjukkan, dampak AI terhadap perusahaan sangat signifikan, 44 perusahaan S&P 500 berhasil menghemat 1,5% biaya operasional dan meningkatkan efisiensi rata-rata 24% berkat AI, yang sampai batas tertentu mengimbangi tekanan tarif. Ekspektasi kebijakan moneter Federal Reserve juga memberikan dukungan penting bagi pasar, kemungkinan besar penurunan suku bunga pada September mendorong performa aset berisiko seperti saham AS.

Namun, meskipun pasar saham AS tampil kuat, valuasinya sudah berada di level tinggi secara historis. Hingga Agustus, price-earnings ratio (PER) S&P 500 diperkirakan sekitar 22,5 kali, meski lebih rendah dari puncak historis, namun masih jauh di atas rata-rata 16,8 kali sejak tahun 2000.

Secara keseluruhan, pasar saham AS pada Agustus 2025, di bawah dorongan inovasi AI, fundamental ekonomi yang relatif stabil, dan ekspektasi kebijakan moneter yang longgar, menunjukkan peningkatan risk appetite yang signifikan. Meskipun valuasi tinggi mengingatkan pasar untuk tetap waspada, pertumbuhan laba perusahaan yang kuat dan kemungkinan siklus penurunan suku bunga membuat saham AS tetap dianggap menarik.

Pada Agustus 2025, pasar Bitcoin kembali menunjukkan tingkat kematangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Di satu sisi, menurut analisis JPMorgan, volatilitas rolling enam bulan Bitcoin telah turun drastis dari hampir 60% di awal tahun menjadi sekitar 30%, mencetak rekor terendah sepanjang sejarah. Pada saat yang sama, rasio volatilitas Bitcoin terhadap emas juga turun ke level terendah sepanjang sejarah, perubahan ini secara signifikan meningkatkan daya tarik Bitcoin bagi investor institusi.

Penurunan volatilitas ini terutama disebabkan oleh masuknya dana institusi dalam jumlah besar melalui instrumen investasi teregulasi seperti ETF Bitcoin spot AS, yang kini memegang lebih dari 6% dari total suplai Bitcoin, serta tren perusahaan yang terus menambah Bitcoin ke dalam treasury mereka (yaitu tren DAT), faktor-faktor ini bersama-sama "mengunci" sebagian suplai yang beredar, mengurangi jumlah token yang beredar di pasar.

Tren DAT (Digital Asset Treasury) terus berkembang pada bulan Agustus, intinya adalah perusahaan publik dan institusi menjadikan Bitcoin dan kripto lain sebagai aset cadangan strategis, terutama perusahaan publik, di mana alokasi modal perusahaan besar beralih dari investasi proyek ke kepemilikan aset di neraca, yaitu menggunakan neraca mereka sendiri untuk "menjamin" kripto, tidak hanya memberikan daya beli berkelanjutan ke pasar dan menjadi salah satu pembeli terkuat, tetapi juga memberikan dukungan kuat pada harga koin. Bagi perusahaan, seperti Strategy (MSTR), selama kapitalisasi pasar perusahaan lebih tinggi dari nilai riil Bitcoin di neraca, mereka dapat menggalang dana melalui penerbitan saham baru, obligasi konversi, atau menjual saham preferen, lalu menggunakan dana tersebut untuk membeli lebih banyak Bitcoin, sehingga perusahaan dapat menimbun lebih banyak koin dengan biaya lebih rendah. Data statistik menunjukkan, hingga pertengahan Agustus, total pendanaan DAT tahun 2025 telah melampaui 15 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dari skala VC kripto pada periode yang sama, institusi besar menganggap DAT sebagai alternatif/pelengkap ETF, menekankan keunggulan likuiditas dan fleksibilitas. Pada acara Bitcoin Asia 2025 (Hong Kong) tahun ini, tren DAT juga menjadi topik hangat di industri.

Pada saat yang sama, kebijakan yang menguntungkan terus berlanjut. Bitcoin sebagai satu-satunya aset kripto yang secara resmi dimasukkan ke dalam cadangan kedaulatan, kerangka regulasi globalnya juga semakin jelas, misalnya pengesahan Undang-Undang CLARITY di AS dan penghapusan pedoman akuntansi SAB 121, membuka jalan bagi bank dan institusi keuangan tradisional untuk secara langsung memegang Bitcoin. Hal ini juga mendorong negara lain seperti Norwegia dan Ceko untuk mempertimbangkan memasukkan Bitcoin ke dalam cadangan devisa mereka. Presiden AS Trump secara resmi menandatangani perintah eksekutif pada bulan Agustus yang mengizinkan akun pensiun 401(k) untuk berinvestasi di Bitcoin dan aset digital lainnya. Langkah ini membuka pintu bagi sistem pensiun AS senilai 12,5 triliun dolar AS untuk masuk ke pasar kripto. Analisis pasar menunjukkan, bahkan jika hanya 1% dana pensiun dialokasikan, itu dapat membawa potensi permintaan tambahan bernilai miliaran dolar AS ke pasar, daya beli jangka panjang yang dihasilkannya tidak bisa diremehkan.

Perlu dicatat, pada bulan Agustus terjadi rotasi dana yang signifikan di pasar kripto. ETF Bitcoin mengalami arus keluar dana yang signifikan, dengan net outflow lebih dari 2 miliar dolar AS. Sementara itu, ETF Ethereum menarik banyak dana institusi, dengan net inflow sekitar 4 miliar dolar AS. Ini mencerminkan sebagian investor beralih ke ekosistem Ethereum setelah Bitcoin mencetak rekor tertinggi. Namun, rotasi ini juga berlangsung cepat, pada akhir Agustus ETF Ethereum juga mengalami arus keluar besar sebesar 164,6 juta dolar AS, menunjukkan adanya fluktuasi sentimen pasar jangka pendek.

Meski terjadi rotasi dana jangka pendek, masuknya institusi keuangan papan atas secara berkelanjutan menandakan kripto telah resmi menjadi bagian dari ekosistem keuangan tradisional. Menurut Bloomberg, BlackRock Bitcoin spot ETF pada kuartal kedua 2025 menarik banyak institusi keuangan global papan atas, mulai dari hedge fund, market maker hingga bank besar, dengan kepemilikan tersebar antara dana proprietary dan dana klien. Analisis JPMorgan menunjukkan, berdasarkan valuasi yang disesuaikan risiko, "harga wajar" Bitcoin seharusnya sekitar 126.000 dolar AS, menunjukkan adanya potensi kenaikan dibandingkan emas.

Singkatnya, pada bulan Agustus, baik penurunan volatilitas Bitcoin yang signifikan, evolusi pola adopsi institusi, maupun percepatan rotasi modal internal, semuanya menandakan pasar kripto sedang mengalami transformasi struktural yang mendalam. Arus dana jangka pendek masih akan berfluktuasi, namun fondasi institusional dan kekuatan makro yang menopang nilai jangka panjang kripto semakin kokoh.

Dalam jangka panjang, dengan siklus penurunan suku bunga yang meningkatkan risk appetite dan ekosistem kripto yang terus berkembang, ketahanan aset inti seperti Bitcoin akan terus menarik arus dana masuk, sementara fluktuasi jangka pendek akibat rotasi pasar justru memberikan peluang penempatan yang lebih baik bagi dana yang bullish.